Sejalan dengan
perkembangan jaman ternyata radio mengalami perkembangan yang begitu cepat,
sehingga menuntut seorang praktisi dibadang radio atau siapa saja yang ingin
mendalami profesi dibidang broadcasting radio untuk bisa menguasai berbagai
karakter radio, segmentasi pasarnya serta kreteria penyiar, sukses menjadi
penyiar dan kendala penyiar. Hal itu penting mengingat dimasa sekarang
persaingan pangsa pasar begitu ketat.Apabila seorang praktisi radio mampu
menguasai segmentasi pasar radio dan apa saja kendalanya bisa membantu dalam
membuat perencanaan program dalam produksi radio.
Karena kesuksesan
sebuah perusahaan terletak pada kematangan sebuah perencanaan.Dalam proses
kerja keradioan kita juga harus tahu tentang kepenyiaran mengingat sukses atau
tidaknya sebuah program radio seorang penyiar harus mampu mengetahui kerja
kepenyiaran. Menurut, Drs. Tommy Suprapto, MS dalam bukunya : “Berkarier di
bidang Broadcasting” menyebutkan ; bahwa penyiaran berlangsung prinsipnya sama
dengan proses komunikasi. Dimanan proses komunikasi terjadi sejak sebuah ide
diciptakan sampai disebarluaskan.
Dimana
langkah-langkahnya sebuah ide itu dikemas dalam bentuk pesan yang dapat dikirim
baik secara verbal maupun non verbal melalui saluran dan atau sarana komunikasi
yang memunkinkan pen itu mampu dijangkau oleh khalayak luas (komunikan).Untuk
mengatahui bagaimana dan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang praktisi
radio\dalam sebuah kepenyiaran kami akan mencoba menjabarkan beberapa pokok
bahasan mengenai beberapa pengetahuan mengenai radio yang berkaitan dengan
keradioan dan kepenyiaran yang juga harus dikuasai oleh seorang praktisi radio
dan penyiar.
Karakter Radio:
Ada kalanya sebelum menyusun sebuah
program radio seorang praktisi radio yang bertugas membuat program acaranya
mengetahui karakter radio supaya apa yang direncanakan bisa berjalan baik dan
sukses. Mengingat system yang dipakai dalam radio lebih mengandalkan suara yang
berbeda dengan televisi.
Menurut Newby dalam buku Masduki,
2004 “ menjadi Broadcaster Pr ofesional” bahwa anak pertama dunia peyiaran yang
mengandlkan suara. Dimana pada awalnya radio ditemukan oleh Guglielmo Marconi
seorang ilmuan yang berasal dari Italia dengan penemuannya mengenai teknologi
komuniakasi telegrap yang pada perkembangannya menjadi teknologi siaran radio.
Adapun periode perkembangan radio dimulai berbagai eksprimen pada tahun
1919-1921 di Eropa (Masduki, 2004). Hingga pada perkembangannya radio turut
serta mendokumentasikan dan mempengaruhi berbagai ideology politik-ekonomi dan
peerubahan global dalam masyarakat dengan jangkauan luas yang dimiliki oelh
radio sampai keberbagai pelosok-pelosok desa.
Radio juga merupakan modal utama untuk menjadi alat yang bisa menstimulasi
pendengar atau khalayak dalam penyebaran atau informasi-informasi baru yang
memungkinkan untuk dapat segera diketahui oleh khalayak. Karena secara
“psiklogi suara adalah sensasi yang terpersepsikan kedlam kemasan auditif
(bunyi). Dimana bunyi suara yang dihasilkan radio merupakan hasil dari efek
gesekan sejumlah melekul yang ditrantsmisikan melalui medium elastis dalam
suatu interaksi dinamis antara molekul itu dan lingkungannya”, Stanley S. Alten
dalam buku Masduki, 2004.
Suara dalam sebuah radio juga merupakan kombinasi tekanan emosional,
perceptual, dan fisikal yang timbul dan berasal dari sauatu suara yang
termediasi oleh teknologi yang kemudian menimbulkan formasi imajinasi visual di
benak pendengar dan mampu menciptakan suasana gambaran. Pencampuran antara
kata, musi, dan efek suara lainnya akan mempengaruhi emosi pendengar serta
mengajak mereka berada di lokasi kejadian yang tersimpul dalam konsep yang
biasa dikenal sebagai the theatre of mind.
Sebagai medium komunikasi yang makin diperlukan oleh masyarakat yang aktif
bekekerja, radio memiliki tiga kekuatan yaitu ; pertama, mobilitas radio tinggi
sehinggarnya kemana-mana sambil pendengar kemana-mana tetap sambil sibuk
bekerja disituasi dan lokasi tertentu. Kedua, realitas dimana radio juga bisa
menggiring pendengar kedalam kenyataan suara-suara actual dan bunyi dari fakta
yang terekam dan disiarkan. Ketiga, geseran dimana dala penyajian informasi dan
petunjuk yang dibutuhkan pendengar secara cepat dan bahkan langsung pada saat
kejadian. Dan pendengar juga bisa berinteraksi dengan penyiar secara mudah melalui
fasilitas telpon.
Dalam interaksinya dengan radio, menurut Drs. Tommy Suprapto, MS dalam bukunya;
“Berkarier di bidang Broadcasting” seorang pendengar juga memiliki enam
perilaku. Pertama, rentang konsentrasi dengarnya pendek sehingga menuntut seorang
penyiar memiliki kemampuan mengolah pesan agar bisa cepat diterima dan
dipahami.
Kedua, perhatian pendengar cepat teralihkan oleh orang atau peristiwa
disekitarnya karena baginya radio merupakan teman santai. Ketiga, pendengar
tidak bisa menyerap informasi dalam sekali dengar karena daya ingat yang
terbatas akibat dari aktivitas pendengaran yang selintas. Keempa, pendengar
lebih tertarik pada hal-hal yang ada hubungan emosional. orang Kelima,
pendengar lebih mudah mengoprasikan radio baik mau dimatikan atau dihidupkan.
Keenam, pendengar tidak bisa dideteksi secara langsung sehingga tidak diketahui
apakah pendengar pintar, heterogen dan tidak fanatik.
Selain itu dengan andalan pertamanya sebuah radio adalah suara. Maka seorang
teknisi radio atau penyiar dituntut mampu memahami keinginan pendengar supaya
program yang direncanakan tidak sia-sia. Dan mampu menarik perhatian pendengar
untuk setia mengikuti jalannya program radio sampai selesai bahkan beralihk ke
acara lain sekaligus.
Dengan andalan suara itu seorang praktisi radio juga harus mampu mengusai
bahasa-bahasa yang simple dan mudah dipahami mengingat suara yang diputar dalam
radio bersifat langsung dan tidak diulang lagi. Sehingga pendengar bisa
langsung menangkap pesan yang disampaikan oleh penyiar. Dimana bahasa yang
digunakan ditntut sesederhana mungkin tanpa meninggalkan aturan-aturan yang
telah ditetapkan.
Tipologi Pendengar Radio:
Dalam dunia keradioan tipologi pendengar atau komunikan tidak bisa terlepas
dari seorang praktisi radio atau penyiar. Mengingat persaingan radio yang
begitu ketat seorang pengelola radio dituntut dalam mengenal para pendengar
radionya supaya program yang disajikan bisa dinikmati oleh pendengar karena ada
hubungan emosional.
Dalam peyiaran radio tiga pihak yang berinteraksi dalam siaran radio tidak bisa
dipisahkan yang terdiri dari penutur yang terdiri dari DJ, Penyiar, dan penulis
naskah tidak bisa saling dipisahkan. Seorang penyiar mempersiapkan materi yang
akan dibawakan, pendengar menikmati materi yang disampaikan dan penulis naskah
membuat serangkaian kalimat yang sifatnya sesuai dengan tipologi pendengar atau
bahasa dalam sebuah komunitas.
Adpun stasiun radio terhadap pendengarnya bersifat spontan, pasif, selektif dan
aktif berbeda-beda, baik dalam penyajian acara maupun strategi komunikasi
interaktifnya. Dari segi tujuan pragmatis amat penting membuat pendengar aktif
sebagai modal utama merekabernegoisasi dengan pengiklan. Bagi radio non
komersial, yang paling penting adalah terbentuknya pencerahan internal dari
pendengar baik aktif maupun pasif secara sepontan setelah menyimak acara
siaran.
Adapun data tipologi pendengar biasanya juga diklasifikasikan menjadi tiga
disiplin akademis. Pertama, demografi. Kedua, geografi, dan ketiga psikologi.
Sehingga dengan ketiga tipologi itu dapat menghasilkan tiga disiplin ilmu yang
kemudian ditentukanlah tiga strategi dalam kebijakn pengelolaan radio siaran ;
Segmenting
: yaitu proses membagi-bagi atau
mengelompokkan pendengar dalam kotak-kotak psikografis-sosiografis yang lebih
homogeny (Rhenald Kasali, 2002).
Taargrting :
suatu proses menyeleksi, memilih, dan menjangkau
potesi pendengar melalui program siaran yang tepat.
Positioning :
dimana strategi memasuki jendela otak penndengar
dan strategi komunikasi pembentukan citra produk siaran dibenak pikiran
pendengar. Yang mana pendengar adalah konsumen sekaligus komuditas yang harus
dijaga keberlangsungannya.
Disenilah seorang penyiar atau praktisi radio dituntunt untuk selalu melakukan
evaluasi terhadap kenerjaga setiap tahun supaya apabila ada perkembangan
terhadap pendengarnya bisa diantisipasi dengan mengolah kembali program-program
lama menyesuaikan keinginan atau perkembangan pendengar setia radionya agar
tidak berindah channel .
Selain itu seorang praktisi juga dituntut menyesuaikan program-program acara
radionya sesuai dengan segmen pendengarnya supaya acaranya bisa enarik
perhatian pendengar untuk bisa menjadikan radionya sebagai bahan referensi
dalam menjawab problematika para pendengarnya. Karena radio yang baik adalah
radio yang mampu menyajikan kebutuhan akan informasi para pendengarnya.
Menjadi Penyiar Profisonal:
Menjadi seorang penyiar profisional yang berprofesi dalam dunia kepenyiaran
khususnya radio seorang penyiar memiliki andil besar dalam mewujudkan
terlaksanakannya sebuah program radio. Sehingga penyiarpun dituntut lebih
professional dalam melaksnakan program acara yang telah tersusun. Sehingga
untuk mewujudkan semua itu perlu adanya sikap yang profesional dalam dirinya.
Yakni tidak asal melakukan hal yang dapat merusak para pendengarnya dengan
melakukan hal-hal yang berakibat fatal.
Adapun penganekaragaman program radio layaknya bisa diatasi oleh seorang
“aktor” atau penyiar dengan penguasaan teknik serta segala kemampuan vokal dan
wawasannya. Sebagai akju, seorang penyiar harus mengendalikan empat senjata
utama, yaitu pikiran, perasaan, suara, dan raga. Jalan satu-satunya untuk
mewujudkan ialah dengan berakting secara terus menerus di bawah bimbingan dan
arahan ketat yang boleh dari dirinya sendiri (Masduki, 2004).
Dengan sifat radio yang auditif/suara. Jangan dikira kendali raga juga tidak
perlu. Kebugaran raga seorang penyiar merupakan modal dan langkah utama untuk
tampil prima. Gerak raga yang responsive saat siaran sering membantu tercapainya
komunikasi yang wajar di telinga pendengar. Ilusi dan imajinasi bisa mmendekati
kenyataan jika actor radio mengolah suara sembari menggerakkan tubuhnya untuk
mencapai efek-efek tertentu yang sangat diperlukan dalam menciptakan fantasi
pendengar. Suara dan cara bicara penyiar menentukan identifikasi stasiun radio.
Selain itu, seorang penyiar dituntut cakap, dan mampu menyesuaikan diri,
berpikir cepat dan tak kenal lelah. Vocal penyiar harus bervariasi dan unggul.
Dengan kata lain, mempunyai suara unik, bukan sekedar suara pria baritone yang
berat atau wanita yang mempunyai suara bulat dan manja. Selain harus penuh
vitalitas, wajar, tidak dibuat-buat. Dan yang paling penting adalah suara bisa
secara cepat diselaraskan oleh seorang penyiar dalam menghadapi perubahan
disekertarnya.
Kemajuan teknologi dan tuntutan pendengar, siaran radio dituntut lebih
profesional. Sehingga seorang penyiar atau reporter harus selalu mengembangkan
skill yang dimilikinya supaya mampu mengemas pesan dengan bahasa yang lebih
baik.
DJ, maupun seorang penyiar perlu membentuk sikap (attitude) bahasa (language).
Dan sikap yang harus dimilii oleh DJ maupun penyiar adalah sikap sopan diudara
sesuai dengan kebutuhan situasi acara, menghargai waktu, rendah hati dan
bertanggungjawab dan tidak menggurui.
Dan dari segi bahasa DJ, dan penyiar juga harus memiliki vokal jelas
menggunakan bahasa sesuia dengan tingkat kemampuan bahasa pendengarnya seperti
yang telah dijelaskan diatas, dan pandai memilih kosa kata yang relevan dan
actual dengan acara dan perkembangan jaman.
Dari segi wawasan seorang DJ atau penyiar juga memberikan nilai tambah. Seorang
penyiar n mengeharus mengetahui dan mengetahui semua informasi-informasi yang
baru supaya tidak ketinggalan perkembangan para pendengar atau penikmat
radionya.
Mengenal Produksi Radio :
Seorang praktisi radio baik reporter maupun penyiar dituntut menguasai
operasional perangkat radio baik hardwere maupun sofhwerenya. Keterampilan
memainkan alat-alat seperti maccer dan tip rekorder sangat mebantu proses kerja
dan kualitas dari sebuah radio.
Adapun seorang praktisi radio juga harus bisa membuat pembagian acara dalam
agenda. Sehingga tidak ada kesimpang siuyiaran.ran dalam jadwal penyiaran
sebuah acara radio. Karena letak keberhasilan dapat diukur sejauhmana pembagian
dan jadwal dibuat sesuai dengan waktu yang dimiliki oleh penyiar atau yang
bertanggung jawab merealisasikan agenda yang telah dibuat.
Komunikasi yang intens antara penanggungjawab harian perlu dilakukan untuk
menghindari terjadinya kekosongan dari para penyiar atau DJ apabila tidak bisa
datang sewaktu-waktu karena berhalangan baik sakit atau kegiatan lain yang
tidak bisa ditunda.
Maka dalam membuat agenda itu dalam sebuah siaran, radio harus beoperasi di
tengah masyarakat yang daerahnya strategis. Dan salah satu kuncinya dalam
aktivitas siaran radio adalah perencanaan. Karena perencanaan juga merupakan
bagian dari manajemen radio. Membuat perencanaan berarti juga membuat konsep
acara yang akan disuguhkan kepada pendengar. Mengetahui secara persis apa
kebutuhan pendengar merupakan hal yang penting, tidak sekedar mengahadirkan
acara dan agenda dengan materi atau kemasan baru, ( Tommy Suprapto, 2006)
Untuk mengetahui keinginan pendengar dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama
penilitian yang memaki banyak biaya. Kedua dengan berbicara kepada pendengar,
orang-orang yang menelpon kestasiun, keluarga, atau teman. Tanyakanlah apa yang
ingin mereka dengar. Selain pendengar, aspek lain yang harus dipertimbangkan
ketika merencanakan acara adalah visi dan misi radio, kemampuan SDM, dan teknis
produksi yang ada. Setiap radio pasti memiliki visi misi yang akan memandu agar
perencanaan acara lebih focus dan sesuai target. Dalam kajian pemasaran pun
kita dapat mengenal konseP 4 P yang bisa dipakai dalam sebuauh perencanaan
program dan agenda radio. Yaitu product, price, plece, dan promotion. Seorang
perencana acara yang baik akan selalu mempertimbangkan bagaimana agar acara itu
digemari. Product artinya materi acara disukai pendengar, price artinya
efisiensi energy yang harus dikeluarkan pendengar untuk menyimak acara dan
biaya produksi dan pleace adalah kapan waktu yang tepat untuk siaran. Dan
promotion artinya bagaimana embuat acara itu menjadi milik pendengar sehingga
mendatangkan iklan. Perencanaan merupakan bagian dari standar operational
procedure.(SOP).
Adapun beberapa penjabaran singkat bagian dari SOP antara lain ;
- Planning yang meliputi perencanaan produksi paket acara siaran
melalui diskusi kelompok oleh tim kreatif ber Ama para pelaksana siaran
lainnya. Hasil planning kemudian menjadi , sebuah proposal yang memuat
nama acara, materi kata dan music, durasi, biaya produksi, promosi, dan
lainnya.
- Colleting
yang merupakan pencarian dan pengumpulan materi music dan kata yang
dibutuhkan, termasuk menghubunggi calon narasumber jika acaranya berupa
talk show. Sumber bisa berasal dari perpustakaan, media massa, atau
wawancara kelapangan. Hasilnya berupa setumpuk materi siaran yang memadai
dan siap olah untuk produksi acara.
- Writing
yaitu seluruh materi yang diperoleh kemudian diklarifikasikan untuk
selanjutnya ditulis secara utuh dalam kalimat yang siap baca atau disusun
sedemikian rupa yang dirangkai dengan naskah pembuka-penutup siran naskah
selingan. Penulis naskah mengerjakan tugasnya sehingga menghasilkan naskah
siaran terketik rapid an siap baca.
- Vocal Recording
merupakan rekaman suara presenter yang membacakan naskah buatan penulis
naskah diruang rekaman.
- Mixing
yang merupakan penggabungan materi vocal presenter dengan berbagai jenis
music pendukung dan lagu oleh operator atau mixerman dengan perangkat
teknologi analog atau digital sehingga menghasilkan paket acara yang siap
siar. Proses ini dilakukan dengan memperhatikan standar kemasan setiap
acara.
- On Air
yaitu penayangan acara sesuai jadwal yang telah direncanakan. Khusus untuk
produksi siaran bersifat langsung (live), tidak perlu vocal recording
terlebih dahulu. Proses itu dilakukan bersama dengan maxing saat on air
oleh penyiar bekerja sama dengan operator.
- Evaluation
yaitu dimana setiap perencanaan harus ada evaluasi untuk melihat dan
menilai tingkat keberhasilan dari perencanaan yang sudah berjalan. Dimana
siaran dan penyiaran paket acara berlangsung juga diberlakukan evaluasi.
Evaluasi meliputi apa saja kelemahan materi dan teknis, koordinasi tim,
dan sebagainya.
Mengetahui Teknologi Radio dan Perkembangannya
Komunikasi siaran radio adalah
proses transmisi dari pengirim yang terdiri para penyiar di studio radio dan
kepala penerima yang terdiri atas khalayak radio pada geografis tertentu dengan
beragam situasi. Dalam proseses itu sarana penyambung berupa fasilitas
teknologi siaran baik bersistm digital. Jalur em analog atau manual maupun
bersistem digital. Jalur yang dipakai oleh sebuah radio biasanya yang digunakan
berkomuniaksi disebut jalur frekuensi. Dan secara teknologi frekuensi adalah
jumlah gelombang yang melewati suatu titik perdetik, ( Masduki, 2004).
Adapun dua jalur yang popular di Indonesia adalah jalur AM dan FM. AM
(Amplitudo Modulation) dipilih untuk jangkauan geografi yang lebih luas dan
struktur lokasi yang berbukit-bukit. Sedangkan FM (frequency Modulation) yang
dipilih untuk jagkauan terbatas dan lokasi tanah yang datar.
Jalur frekuensi FM memiliki kualitas audio lebih baik daripada AM. Factor
gangguan berisik (noisce) kecil. Dan FM menggunakan kapasimikiantas listrik
lebih kecil daripada AM. Sedangkan AM disamping konsumsi listriknya lebih
besar, audionya AM juga kurang jernih dicerna. Meskipun demikian, AM memiliki
kelebihan pada penggunaan pita frekuensi (bandwidth) yang tidak boros.
Dalam perkembangannya pun audio mengalami perkembangan yang signifikan.
Ada dua perkembangan penting pada teknologi radio pasca tahun 1990-an,
- Dibidang produksi siaran, system editing manual
menggunakan mixer yang dirancang khusus dan itu sekarang mengalami
pekembangan berpindah kesistem editing menggunakan perangkat personal
computer dengan software bernama cool editing pro, Raduga, sound Force dan
sebagainya.
- Dibidang distribusi transmisi siaran, dari perangkat
pemancaran di jalur treestrial (AM/FM) berpindah jalur ke online (Jalur
bebas Frekuensi).
Beberapa penyiaran radio yang
mengalami perkembangan itu menuntut bebera pengelola dan praktisi radio
memperluas skill dan keahliannya dalam rangka menjaga eksistensinya
dimasyarakat atau pendengarnya. Dan penyiaran yang sifatnya digital dengan
berbasis computer marupakan teknologi terkini yang berkembang dalam industry
radio siaran. Dua bentuk teknologi penyiaran radio tersebut adalah penyiaran
radio melalui internet(online) dan penyiaran melalui satelit.
- On Demand yang
menyiarkan file audio yang telah direkam sebelumnya, misalnya BBC melalui
situs www.bbc.uk/Indonesia.
- Live
Yakni dilakukan secara langsung dalam menyiarkan acara pada saat bersamaan
dan bisa disimak user melalui situs radio setempat. Misalnya radio
Elshinta melalui situs www.elshinta.indosat.net.id/live.r.a
Adapun dalam perkembangannya perkembangan radio melalui internet mengalami
berbagai kendala dalam perkembangannya. Salah satu faktornya adalah
infrastruktur dibidang layanan internet dan listrik yang sulit dijangkau oleh
masyarakat yang berada di pelosok desa.
Akibatnya, perkembangan teknologi secara live lewat internet hanya pada
neger-negara tertentu saja atau dengan kata lain negera-negara maju. Seperti
negera di Eropa, Prancis, Amerika, Rusia dan daerah lannya disana.
Kita lihat saja misalnya layanan radio livecasting di Amirika bisa menjadi
bisnis hiburan melalui siaran langsung konser melalui alamat di internet www.liveconserts.com. Secara teknis layanan radio online menampilkkan dua jenis
proses.
- Unicasting untuk
on demand yaiitu pengiriman dari satu titik ketitik lain(dari e-mail
personal ke personal lainnya) secara berulang melalui fasilitas streaming
server.
- Multicasting
yaitu untuk realtime/live pengiriman data dari titik ke banyak titik yang
merupakan kesatuan(e-mail personal ke milis) secara berulang melalui
fasilitas streaming server juga.
Kesimpulan
Dari beberapa uraian materi keradioan dan kepenyiaran diatas dapat kita
simpulkan beberapa kesimpulan sebagai bekal yang berfungsi untuk acuan dalam
mengelola dan membuat produksi acara radio pada sebuah lembaga kepenyiaran
radio yakni ;
- Seorang praktsi atau pengelola Radio harus mampunyai
kemampuan dan kepekaan terhadap kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan
pendengarnya supaya pendengrar tidak berpindah kelain channel.
- Pengetahuan seorang praktisi atau penyiar harus selalu
di update sesering mungkin mengingan per kembangan teknologi yang begitu
cepat dimana perkembangan tersebut juga berlaku pada dunia kepenyiaran
yang biasa kita kenal dengan siaran streaming/online melalui layanan
internet.
- Keterampilan dalam menolah vocal baik ketika siaran
atau saat melakukan dabbing perlu dilatih sesering mungkin untuk
menghasilkan suara yang lebiih berkualitas dan mempuyai keunikan tersendiri.
- Perencanaan adalah yang paling penting dalam mengelola
sebuah radio menginga keberhasilan sebuah lembaga dalam menjalankan visi
dan misinya terletak pada perencanaan yang matang. Yang hal ini berlaku
pada dunia keradioan dan kenyiaran supaya dapat mencapai hasil yang
memuaskan yang didalamnya terdiri dari plaining, controling, dan
evaluation pada setiap perode tertentu sesuai aturan yang telah ditetapkan
disepakati.
Source: Kurniafm edit by Red.
Comments